poltekkessorong.com – Pernah gak sih kamu ngerasa kayak dikendalikan orang lain tanpa sadar? Awalnya kayak hubungan biasa aja, tapi lama-lama kamu ngerasa kayak selalu disalahin, diputer-puterin omongan, dan dipaksa ngikutin maunya dia. Kalau kamu sering mikir, “kok gue terus yang minta maaf ya?” padahal gak salah, bisa jadi kamu lagi dimanipulasi.
Aku nulis ini karena banyak banget yang ngalamin hal serupa, tapi gak sadar kalau itu termasuk manipulasi. Dan karena manipulasi itu seringnya halus banget, kita suka ragu buat bereaksi. Nah, daripada kamu terus-terusan bingung dan capek mental, yuk simak 5 hal yang bisa kamu lakuin saat kamu mulai ngerasa ada yang gak beres dalam hubungan.
1. Akui dan Validasi Perasaan Kamu
Langkah pertama dan paling penting: jangan cuekin perasaan gak nyamanmu. Kalau kamu mulai ngerasa bingung, gak yakin sama pikiran sendiri, atau terus-terusan merasa bersalah tanpa alasan yang jelas, itu sinyal penting dari tubuh dan pikiran kamu.
Validasi perasaan itu artinya kamu percaya bahwa apa yang kamu rasain tuh valid. Gak harus nunggu bukti konkret atau izin dari orang lain buat percaya bahwa kamu lagi gak diperlakukan dengan baik. Perasaan gak nyaman itu sendiri udah cukup jadi petunjuk awal.
2. Ambil Jarak (Secara Fisik atau Emosional)
Kalau kamu udah merasa terjebak di situasi yang bikin kamu susah mikir jernih, ambil jarak sebentar. Gak harus langsung memutuskan hubungan, tapi cukup beri ruang buat diri kamu bernapas dan mikir ulang semuanya. Jarak bisa bantu kamu ngeliat situasi dari perspektif yang lebih objektif.
Misalnya, kurangi intensitas komunikasi, hindari pertemuan tatap muka dulu, atau bahkan cukup dengan gak ngerespon pesan secepat biasanya. Biar kamu bisa pulih dan ngumpulin kekuatan dulu tanpa tekanan.
3. Tulis Semua yang Kamu Rasain dan Alami
Kadang kita terlalu tenggelam dalam permainan kata-kata mereka sampai lupa kejadian sebenarnya. Nah, di sinilah journaling bisa bantu. Coba tulis apa yang kamu rasain, apa yang mereka bilang, dan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan menuliskannya, kamu bisa mulai memisahkan mana fakta dan mana manipulasi.
Ini juga bisa bantu kamu nginget ulang bagaimana mereka ngegaslight atau ngebelokin kenyataan. Kalau kamu mulai ngeraguin dirimu sendiri, catatan ini bisa jadi pengingat kalau kamu gak gila dan emang ada yang salah dari cara mereka memperlakukanmu.
4. Bicarakan dengan Orang yang Kamu Percaya
Kamu gak harus ngadepin ini sendirian. Ceritain pengalaman kamu ke orang yang bisa dipercaya—temen, saudara, atau bahkan tenaga profesional kayak psikolog. Kadang, pas kamu ngomong ke orang lain, kamu baru bisa lihat situasi itu lebih jelas.
Orang luar yang objektif biasanya bisa bantu kamu ngebedain mana yang masuk akal dan mana yang manipulatif. Mereka juga bisa ngasih kamu dorongan moral dan bikin kamu ngerasa gak sendirian.
5. Tentukan Langkah Selanjutnya, dan Jangan Takut Pasang Batas
Setelah kamu mulai jelas apa yang terjadi, kamu bisa mikir: apakah hubungan ini masih layak dipertahankan, atau kamu perlu mundur? Kalau kamu mutusin buat bertahan, pasang batas yang jelas. Misalnya, “aku gak nyaman kalau kamu selalu nyalahin aku tiap ada masalah,” dan lihat gimana respons mereka.
Kalau kamu mutusin buat mundur, itu juga gak apa-apa. Menjauh dari orang yang manipulatif bukan tindakan egois, tapi bentuk perlindungan diri. Kamu punya hak penuh buat menjaga kesehatan mental dan emosionalmu.
Manipulasi itu licik karena sering dibungkus dengan kata-kata manis atau perhatian palsu. Tapi kamu jauh lebih kuat dari yang kamu kira. Dengan sadar dan melangkah pelan-pelan, kamu bisa ambil kembali kendali atas hidupmu sendiri. Semoga artikel dari poltekkessorong.com ini bisa bantu kamu ngelewatin masa-masa gak enak ini, dan jadi pengingat kalau kamu layak diperlakukan dengan hormat, jujur, dan penuh empati.